Banyak perkara datang dalam hidup aku sejak akhir akhir ini. Perkara seperti yang kita lihat dalam televisi, apa yang kita dengar dengarkan di radio, apa yang digossipkan sehingga berdosa oleh si mulut murai dan insiden dalam e-mail semuanya terjadi di hadapan mata aku. Aku dalam keadaan diantara yang sedia dan tidak bersedia itu terperangkap dalam bayangan cubaan yang sekonyong konyong menghampiri. Aku redha dalam keperitan. Keremukkan. Kekesalan. Muhasabah diri. Garis garis merah yang belum kering itu tak bisa lenyap.
Diri aku kuserahkan padaNya. Dia saja yang layak dan tahu apa yang terbaik untukku. Kesan kesan sentapan dan henyak dari dasar perasaan itu bukan mudah untuk di pulihkan. Aku perlu ruang dan waktu untuk aku kembali seperti biasa. Sokongan dan motivasi dari kawan kawan yang bisa memahami aku benar benar aku mengemis. Bukan mudah untuk jadi AKU. Aku dari ruang lingkup manusia manusia yang beda cita cita dan kehendak. Aku perlu berubah barangkali. Menyerap segalanya dan mempercayai apa yang telah terjadi itu ada hikmahnya. Kadang kala apa yang kita lihat dan kita lakukan itu benar, tapi tidak sebenarnya. Mungkin kita lihat benar,tapi tidak pada orang lain. Umpama melihat dari cerminan, kita harus percaya imajan itu adalah kita sebenarnya,tetapi itu hanya imbangan simetrikal dimana imajan balikkan sahaja. Apa yang dikiri itu adalah disebelah kanan sebenarnya.